Iming-Iming PT BDL, Masyarakat Sebut ‘Calana Tua’

Bolmong,WB-Pasca peralihan status dari menajamen lama ke manajemen yang baru, perusahaan tambang emas PT Bulawan Daya Lestari (BDL) yang berlokasi di gunung Patung Desa Mopait Kecamatan Lolayan, kini mulai menjalankan misinya, yakni melakukan manuver di desa-desa lingkar tambang.

Iming-iming (bujuk rayuan) memprioritaskan masyarakat lingkar tambang direkrut menjadi karyawan, masih jadi senjata pamungkas mereka (perusahaan), agar bisa terterima dengan mulus masuk melakukan kegiatan.

Namun iming-iming tersebut bukannya mendapat sambutan baik tapi mengundang reaksi miring dari masyarakat.

Pasalnya, masyarakat masih trauma dengan perlakuan manajemen lama perusahaan yang diduga tidak membayar hak gaji karyawan (buruh) yang mereka pekerjakan.

Keberadaan manajemen yang baru ini pun jadi perbincangan hangat masyarakat termasuk di media sosial Facebook.

Masyarakat khawatir bahkan trauma terhadap manajemen yang baru ini 11-12 (udang dan katang) seperti manajemen lama yang hanya menjadi kontroversi dan permasalahan dalam desa lingkar tambang.

Kekacauan, kerusuhan yang sampai hilangnya satu nyawa di lokasi perusahaan tersebut yang sampai hari ini masih menyisakan trauma bagi masyarakat.

Baru-baru ini terlihat dalam postingan di media sosial Facebook manajamen baru PT BDL melakukan manuver berkujung di kediaman Sangadi (kepala desa,red), Desa Mopait Kecamatan Lolayan, dengan dalih silaturahmi lebaran.

Hal itu pun ternyata tidak mendapat respon positif dari masyarakat bahkan menimbulkan kontroversi, akan tetapi karena pertemuan itu baru sebatas menjalin hubungan silaturahmi dimomen lebaran idul Fitri, hal itu sah-sah saja dan bisa dipahami oleh masyarakat.

“Kalau pertemuan itu sekedar silaturahmi menurut kami itu sah-sah saja. Tapi kalau pertemuan itu sudah membicarakan kesepakatan dan program perusahaan menurut kami pemerintah desa terlalu terburu-buru menanggapinya,” ungkap salah satu warga.

Soal iming-iming perusahaan akan memprioritaskan masyarakat lingkar tambang direkrut menjadi karyawan perusahaan, menurutnya hal itu celana tua (pakaian lama) perusahaan untuk membujuk rayu masyarakat agar mendukung kegiatan perusahaan.

“Kami sudah trauma dengan bujuk rayu seperti itu, yang pada akhirnya hanya sekelompok orang yang diuntungkan,” ujar warga.(Nox)