BANNER ATAS
BANNER BAWAH

Warga Keluhkan Proyek Air Bersih di Reses Anggota DPRD Dapil Kotamobagu Selatan

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Kotamobagu,WB—Bertempat di Replika Rumah Adat Komalig Desa Kopandakan I, Kecamatan Kotamobagu Selatan, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Darah (DPRD) Kotamobagu Dapil II melaksanakan reses tahun 2020, Selasa (18/2/2020) kemarin.

Ketua DPRD Kotamobagu Meiddy Makalalag hadir dalam kegiatan reses tersebut didampingi Jusran Deby Mokolanot (Fraksi PKB), Win Ponuntul (Fraksi Nasdem), Alfitry Tungkagi (Fraksi Demokrat) dan Rewi Daun (Fraksi Hanura).

Sedangkan dari Pemkot Kotamobagu, dihadiri Kepala Distrinaker, Imran Golonda, Kepala BPKD, Pra Sugiarto Yunus, Kepala Bidang SDA PUPR, Deddy Damopolli, Plt Kepala Disbudpar, Anki Taurina Mokoginta, serta Sekertaris Dispora, Hendra Makalalag.

Pada kesempatan itu, sejumlah warga perwakilan dari Desa Kopandakan I, Bungko, Poyowa Besar dan Kelurahan Motoboi Kecil, mengusulkan beberapa saran maupun kritikan kepada pihak DPRD dan Pemkot Kotamobagu.

Mulai dari pelestarian adat budaya, infrastruktur, proyek pengadaan air bersih, hingga dugaan kelalaian pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu yang baru-baru ini viral dimedia sosial.

Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Darah (DPRD) Kotamobagu Dapil II menggelar reses tahun 2020 dalam rangka untuk menampung aspirasi masyarakat.(Foto,Gian)

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kotamobagu Meiddy Makalalag berjanji akan menampung, mensuport segala usulan dan akan mengawalnya hingga terealisasi.

“Karena reses adalah sarana komunikasi dua arah antara legislator atau wakil rakyat dengan masyarakat. Dimana, komunikasi itu mengacu kepada persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pun kita dari lembaga DPRD akan mensuport segala progam kegiatan maupun usulan dari masyarakat,” ujar Meiddy.

Sementara dari perwakilan masyarakat Kopandakan I, Supardi Bado mempertanyakan proyek pengadaan air bersih bagi rakyat Kotamobagu oleh Dinas PU Provinsi Sulut 10 tahun silam yang sampai saat ini belum bisa digunakan oleh warga.

“Sekarang sudah tahun 2020, artinya sudah tujuh tahun sejak proyek ini selesai air baru mengalir disebagian rumah penduduk, tapi belum bisa digunakan oleh warga karena belum ada pemberitahuan resmi dari pemerintah air sudah bisa dikosumsi. Belum lagi kami lihat peralatannya yang mulai berkarat bahkan rusak. Olehnya, melalui reses ini, kami masyarakat meminta dan berharap kepada Pemkot dan DPRD Kotamobagu memikirkan serta memprioritaskan masalah ini,” ujar Supardi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Meiddy Makalalag memberi kesempatan kepada pihak Pemkot melalui perwakilan dari Dinas PUPR untuk memberikan penjelasan atas kendala yang mengakibatkan proyek air bersih ini belum mengalir secara utuh.

“Terima kasih atas antusias warga dalam memberikan usulan-usulan kepada kami. Nah, terkait proyek air bersih ini, pihak kami tengah melakukan perbaikan jaringan air. Dan alhamdulillah aset juga sudah ditangan Pemkot. Kita berharap, air secepatnya mengalir ke rumah-rumah masyarakat,” tutur Kepala Bidang SDA PUPR, Deddy Damopolii.(Adv/GG)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.