Iklas Dicopot Dari Jabatannya, Dua Kepsek di Boltim Sampaikan Permintaan Maaf Atas Gerakan Mayoret ‘Goyang Bento’
BOLTIM,WB – Terkait viralnya video ‘Goyang Bento’ yang dilakukan oleh siswa asal sekolah SMP Negeri 3 Tutuyan beberapa waktu lalu, mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan,terutama Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Bupati bahkan memberikan keputusan tegas atas tindakan kurang pantas tersebut, sehingga dua Kepala Sekolah (Kepsek) harus dicopot.
Menyikapi hal tersebut, mantan Kepala SMP Negeri 3 Tutuyan, Unggu Saroinsong, S. Pd, menyampaikan permohonan maaf kepada bupati dan publik khususnya masyarakat Boltim.
“Saya selaku mantan Pimpinan Smp N 3 Tutuyan, menyampaikan permohonan maaf saya kepada semua masyarakat Sulawesi utara khususnya masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan yang teristimewa Bapak Bupati, atas adanya gerakan drum band yang dipertontonkan oleh anak-anak kami,” ucapnya, Jumat (19/8)
Lanjutnya, pihaknya mengakui hal ini tidak cocok diperagakan oleh anak – anak di usia sekolah. Dan dia menerima dengan ikhlas sanksi yang diberikan Pemerintah Kabupaten kepada dirinya
“Karena saya memahami bahwa hal ini adalah kelalayan saya selaku kepala sekolah. Keputusan Bupati ini menjadi pembelajaran yg sangat berharga bagi saya. Bahwa dalam membimbing siswa bukan sekedar membuat siswa pintar, akan tetapi siswa juga harus menjunjung tinggi moralitas,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan rasa terimakasihnya kepada bupati yang telah memberikan edukasi kepadannya.
“Terimakasih Pak Bupati yg telah mengedukasi saya bahkan masyarakat pada umumnya. untuk kedepannya hal hal ini akan saya perbaiki. Semoga Tuhan selalu Memberkati kita semua,” tutupnya.
Sementara itu, mantan Kepala SMP Daerah Buyat, Lutfi Bazmul S.Pd, mengaku ikhlas dengan sanksi pencopotan jabatannya.
“Saya sebagai mantan Kepala SMP Daerah Kotabunan, memohon maaf kepada publik karena ada tarian yang tidak sewajarnya ditarikan anak-anak seusia mereka yang masih SMP, “ucapnya.
Menurutnya aksi viral itu diluar apa yang diajarkan pelatih kepada siswa. Tapi apapun itu, dirinya sebagai kepala sekolah harus bertanggung jawab dengan gentle mengakui bahwa ini adalah kelalaian dan kesalahannya.
“Mungkin kedepan kami akan lebih memperhatikan hal- hal yang menyangkut moralitas, kami juga memohon maaf kepada pemerintah daerah khususnya bupati dan kami menerima sanksi yang diberikan kepada kami dengan ikhlas, karena kami menyadari itu kelalaian kami sebagai kepala sekolah,” ungkap Lutfi. (*/Cox)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.