Pembangunan Tugu di Desa Kopandakan I Tuai Kritikan
Kotamobagu,WB—Pembangunan Tugu di simpang tiga Desa Kopandakan I, Kecamatan Kotamobagu Selatan, mendadak jadi pembahasan ramai oleh masyarakat desa setempat lewat media sosial Facebook. Ada yang menyinggung soal peruntukannya, tugu dengan bentuk menyerupai apa, hingga ada juga bertanya apa manfaat dari pembangunan tugu itu.
Sepertihalnya dengan unggahan status akun facebook milik Supardi Bado, warga desa Kopandakan I. Sayonara Beringinku.“Sejak pohon beringin umur 100 tahun di Kopandakan tumbang, tak ada lagi simbol kebanggaan. Namun, ternyata pohon baru itu ditanam kembali, alhamdulillah. Pohon beringin fungsinya banyak, selain memberikan Co2 untuk dihirup manusia, bisa dijadikan tempat bernaung. Bahkan bisa menjadi penarik segala jenis burung bertempat. Menanam pohon, termasuk mendukung program pemerintah melawan climate change. Bumi akan kehilangan banyak oksigen jika satu pohon saja ditebang. Tapi sayang, pohon kecil itu tak terlihat lagi. Pohon digantikan dengan beton proyek Dana Desa dengan anggaran Rp 70 juta. Dibuat tugu katanya. Lantas apa manfaat tugu? Jawabannya tidak ada. 70 juta itu jika dimanfaatkan perbaikan jamban di belakang puskesdes, atau pembuatan jamban lainnya lebih bermanfaat.”
Pada unggahan status tersebut, juga muncul beberapa komentar kritikan terhadap Pemerintah Desa (Pemdes) setempat dari sejumlah akun facebook lainnya. Salah satunya lewat akun Inca Ing Bangki yang juga merupakan warga desa setempat.
Maka pertanyaan yg akan muncul. Siapa yang mengusulkan ? Tugu apa yang dibangun itu ? Apakah tugu yang menyerupai Pohon BERINGIN ? Apa manfaat tugu ? Bisakah menjawab lebih normatif manfaat dari tugu ? Kenapa jejak sejarah (simbol desa Pohon Beringin) di hilangkan ? Apakah pohon (ikon Desa) itu tinggal menjadi dongeng kepada anak cucu keturunan Kopandakan ? Ada apa dengan 70jt ?? Lantas apa yg kita banggakan dengan nama-nama sejumlah TIM Kopandakan (BERINGIN JAYA, PUTRA BERINGIN, PUTRI BERINGIN, Danlainnya) sedangkan ikonya saja tinggal menjadi cerita yang berlalu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua BPD Kopandakan I, Edo Mopobela menjelaskan bahwa perencanaan pembangunan tugu sudah lewat musyawarah desa yang dihadiri oleh seluruh Perangkat desa, Anggota BPD, imam/pegawai syar’i, lembaga adat dan tokoh-tokoh masyarakat termasuk para mantan Sangadi (Kepala Desa).
“Soal perencanaan pembangunan tugu di Eks Pohon Beringin ini sudah lewat musyawarah dan mufakat. Dimana, telah diputuskan bersama untuk membangun tugu dalam bentuk pohon lewat anggaran Dana Desa (Dandes) sekira Rp 70 Juta lebih,” tulis Edo, saat dikonfirmasi Wartabolmong.news, via WhatsApp, Minggu (15/9) malam.
Dijelaskannya, pada pembahasan bersama itu juga telah mempertimbangkan apabila ditanami lagi dengan pohon sejenis. “Saat ini disekeliling lapangan juga sudah banyak pohon yang menjadi peneduh. Insya Allah, apabila sudah selesai dibangun, maka bisa menjadi ikon di desa dan akan di tuliskan sejarah desa kopandakan beserta para pelakunya. Pembangunan ini tidak hanya sekedar tugu, tapi menjadi semacam monumen sejarah desa,” jelasnya.
Ditambahkannya, sebaiknya berpikir positif dalam menyikapi setiap persoalan didesa. “Kritik boleh tapi yang bersifat membangun, bukan malah menggiring publik untuk bersifat Apriori (berasumsi) terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. Masyarakat berhak dan wajib mengawasi penggunaan Dandes dan ADD. Apabila ada indikasi penyelewengan, maka laporkan segera kepada pihak berwajib,” jelasnya.
Sementara itu, Sangadi Kopandakan I, Muslim Tungkagi saat dikonfirmasi terkait hal tersebut mengaku keputusan ini sudah melewati tahapan musyawarah bersama.
“Soal tugu itukan sudah ada keputusan bersama dengan semua pihak. Saya sudah menjalankan program sesuai Musyawarah Desa (Musdes). Nanti kalau tidak mengikuti aturan yang ada, itu bisa TGR. Intinya kita tunggu sampai selesai pembangunannya.” Pungkasnya.
Tim Wartabolmong.news
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.